Banten Lama menyimpan banyak sejarah peninggalan yang berasal dari Kesultanan Banten Islam pada periode abad ke-19—20 M. Keberadaan Keraton Surosowan, Masjid Banten Lama, Benteng Spellwijk, dan lain sebagainya menjadi salah satu bukti kuat perkembangan Banten Lama sebagai wilayah Kesultanan Banten. Sempat tidak beraturan dengan banyaknya pedagang liar dan pungli, kini wilayah Situs Banten Lama berubah total sejak adanya program revitalisasi yang diprakasai oleh banyak stakeholder di wilayah Provinsi Banten. Terlihat di kawasan Banten Lama mulai tertata, para pedagang liar sudah tidak ada di sekitar Masjid Banten Lama.
Akan tetapi dalam pelaksanaan revitalisasi oleh pemerintah daerah di situs purbakala seperti Banten Lama memiliki penanganan yang khusus. Mengingat kawasan tersebut menyimpan sejarah dan bukti artefaktual mengenai keeksistensian Kesultanan Banten. Untuk itu dalam rangka menjembatani revitalisasi di wilayah cagar budaya nasional tersebut, pihak Balai Pelestarian Cagar Budaya Serang dan Departemen Arkeologi Universitas Indonesia melakukan kerja sama untuk pengupasan lahan di sisi utara Keraton Surosowan.
Secara resmi kerja sama BPCB Serang dengan Departemen Arkeologi UI dimulai pada senin 17 Juni 2019 di Kantor BPCB Serang dengan kegiatan rapat teknis kegiatan pengupasan pada sisi utara Keraton Surosowan dengan rencana kegiatan selama 120 hari.
Kepala Departemen Arkeologi UI, Dr. Ninny Soesanti Tedjowasono, S.S., M. Hum. menyambut kerja sama ini dengan positif “senang bisa kembali ke situs yang dekat. UI pernah melakukan riset penelitian di Kawasan Banten Lama beberapa puluh tahun yang lalu, sehingga kegiatan ini seperti mengulang kembali memori-memori kami saat itu tentu dengan keadaan lapangan yang berbeda sama sekali dengan puluhan tahun yang lalu. Kegiatan ini sangat membantu kami sebagai bentuk nilai tambah karena adanya kurikulum yang memiliki mata kuliah magang dengan 3 sks. Adanya kegiatan ini tentu sangat berguna bagi mahasiswa arkeologi dalam bekerja sama antar instansi, pengalaman kegiatan lapangan dan penulisan ilmiah laporan ekskavasi.”
Dosen Arkeologi UI, Chaidir Ashari, M. Hum. menambahkan bahwa “kegiatan ini diikuti oleh mahasiswa arkeologi dalam menunjang mata kuliah magang dengan bobot 3 sks. 3 sks setara dengan 16 x pertemuan, sehingga kegiatan di lapangan akan dibagi selama dua minggu per shift dan diisi oleh 5 orang mahasiswa. Selain itu dalam kegiatan ini mahasiswa dapat pula mengumpulkan bahan untuk Tugas Akhir kuliah program sarjana mereka. Untuk kegiatan di shift pertama ini masih 3 (tiga) mahasiswa yang terlibat, shift selanjutnya akan lebih banyak.”
Kegiatan ini dimulai dengan shift pertama, Senin 17 Juni 2019 dengan tiga mahasiswa program studi Arkeologi UI, yakni Varistha, Yohan Mashel F.S, dan Deddy Setiawan dengan melakukan observasi lapangan ke sektor yang akan diekskavasi.
“Tentu saja kerja sama ini diharapkan terjalin dengan baik dan tidak berhenti sampai kegiatan ini berakhir,” tambah Dr. Ninny Soesanti.
158 Comments on “Program Magang di Situs Banten Lama, Arkeologi UI Melibatkan 40 Mahasiswa”